Laporan Hasil Observasi
“TEH”
Nama : Syafa’atul Ilmi
Kelas : X MIA 3
No. Absen : 34
UPT SMA Negeri 2 Kota Mojokerto
Tahun Pelajaran 2014/2015
TEH
Tahukah kalian teh? Yaitu minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi
yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun
yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh
merupakan sumber alami kafein, teofilin
dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum
terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi
menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh
oolong, teh
hijau, dan teh putih.
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami
proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk
menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih
sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh
putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh
putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung
diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal,
proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan
menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas
wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun
teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun
powder).
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh
hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Teh
hitam atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2
minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia
Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di
Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan
harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶) atau (紅茶) dalam bahasa
Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya berwarna merah.
Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna
hitam. Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal. Teh
hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode
pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush,
Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum
diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun
produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim
gugur). Teh jenis Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut padusgah keralitas daun pasca
produksi sesuai standar Orange Pekoe.
Teh pu-erh terdiri
dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-erh yang
masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau disimpan
beberapa waktu hingga "matang". Selama
penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh
"matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara
artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama
disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang"
dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses
pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam
bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu.
Adapun manfaat dari teh yaitu dapat mencegah kerusakan gigi,
mengobati luka kulit yang terbakar, mencegah bakteri penyebab bau mulut, dll
No comments:
Post a Comment